MAKALAH
INTEGRATED
MARKETING COMMUNICATION
“Promotion
Mix And Customer Relationship Marketing”
Oleh :
NUR
CHOLIFAH (140531100097)
ALFIAN
ARIVAL
ADITYA P (140531100092)
AHMAD SHALAHUDDIN
A (140531100101)
SUHENDRA
YOGA (140531100111)
MUDAHRI
MULYANTO (140531100101)
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur Atas
Kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat,
hidayah dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penulisan makalah ini digunakan untuk
memenuhi salah satu tugas mata
kuliah
Integrated Marketing Communication (IMC).
Oleh karena itu, kami mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1.
Bu Dewi selaku pengampuh
mata kuliah Integrated Marketing
Communication
(IMC).
2.
Teman-teman Ilmu Komunikasih angkatan tahun 2014 yang
telah
mendukung dan memberi
semangat.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah
diberikan kepada kami mendapat balasan serta karunia dari Allah SWT. Kami
menyadari penulisan makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami berharap
saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kami pada
khususnya dan pihak
lain yang memerlukan pada umumnya.
Bangkalan, 22 September 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER MAKALAH ........................................................................................ ......... 01
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ......... 02
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 03
LATAR BELAKANG ...................................................................................... ......... 04
BAB I : PEMBAHASAN .................................................................................. ......... 06
A. PROMOSI
& PROMOTION MIX................................................................ ......... 06
B. PROMOTION-MIX
DALAM ILMU MANAJEMEN PEMASARAN....... ......... 09
C. PENERAPAN
CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING (CRM)
SEBAGAI STRATEGI
BERSAING......................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ ......... 18
LATAR BELAKANG
Gejala pemakaian promosi secara meluas
hampir menjangkau segala bidang usaha, baik usaha yang berorientasi bisnis
maupun usaha non bisnis. Kesemuanya mengharapkan agar apa yang dihasilkan untuk
konsumen mencapai sasaran.
Promosi merupakan salah
satu unsur atau variabel dalam marketing mix yang bertujuan untuk
memperkenalkan,mengingatkan,membujuk serta memberitahukan konsumen mengenai
suatu produk atau barang maupun jasa yang ditawarkan.
Bagi perusahaan yang menginginkan
agar produknya habis terjual sudah tentu harus menggunakan strategi pemasaran
yang baik. Strategi
yang digunakan oleh perusahaan seperti perencanaan produk, penentuan harga dan
saluran distribusi kurang berarti tanpa didukung dengan usaha mempromosikan
produk hingga ke tangan konsumen. Masalah semakin ketatnya persaingan di antara
para pengusaha dalam memperebutkan pasar yang sama sedikit banyaknya turut
memegang peranan terhadap pemakaian sarana promosi secara meluas pada setiap
perusahaan.
Perusahaan atau lembaga pembawa
pesan berusaha mengadakan komunikasi dengan masyarakat agar dapat membujuk dan
mempengaruhinya untuk mengikuti keinginan perusahaan. Misalnya saja, departemen
kesehatan sebagai lembaga non bisnis mempromosikan program Keluarga Berencana
pada masyarakat supaya mengikuti anjuran tersebut. Sama halnya dengan
perusahaan bisnis yang mempengaruhi masyarakat atau konsumen melalui usaha
promosi agar mau membeli produknya.
Untuk mengetahui dan mengenal
secara mendalam mengenai apa sebenarnya promosi itu, maka berikut ini akan
diketengahkan beberapa pendapat para ahli.
Menurut pendapat Winardi (1989 : 23)
bahwa :Promosi adalah metode-metode yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mengkomunikasikan kepada pasar target produk yang tepat yang harus dijual pada
tempat yang tepat dan dengan harga yang tepat pula.
Pada pokoknya pendapat ini
menguraikan tentang bagaimana perusahaan itu menyampaikan informasi yang tepat
pada konsumen yang tepat pula mengenai produk perusahaan, dan mampu menyakinkan
konsumen bahwa konsumen tidak salah dalam memilih produk dengan harga yang
pantas. Keberhasilan perusahaan dalam mempromosikan produknya terlihat dari
besarnya minat konsumen untuk membeli.
Pendapat yang dikemukakan di atas,
menegaskan mengenai pemakaian metode untuk berkomunikasi dengan pasar sasaran,
sudah seharusnya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Maksudnya, setiap metode
yang digunakan terlebih dahulu harus dicocokkan dengan pasar targetnya, apakah
ditujukan pada konsumen kelas atas ataukah kelas menengah ke bawah. Dengan
demikian perusahaan dapat menentukan metode yang tepat dalam mengkomunikasikan
pesan yang hendak disampaikan pada pasar sasaran.
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, masalah
penulisan ini lebih lanjut membahas salah satu variabel dalam marketing mix
yaitu promotion (promosi) sebagai faktor yang dititikberatkan. Untuk menetapkan
kebijakan promosi, perusahaan perlu memperhatikan kombinasi strategi yang
paling baik dari unsur-unsur promosi agar diperoleh suatu kebijakasanaan yang
efektif.
Pengertian promotional mix menurut
Swastha yang dikutip dari karangan Angipora (2002 : 338) yaitu : ”Promosi
adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi lainnya yang kesemuanya mencapai program
penjualan”.
Sedangakan pengertian menurut
Kotler promotional mix terdiri dari empat alat utama yaitu :
1. Advertising : kegiatan pemasaran yang
biasanya dilakukan oleh bank,
2. Sales promotion : kegiatan promosi
penjualan yang dilakukan bank,
3. Publicity : kegiatan dalam memperkenallkan
produk,
4. Personal selling : kegiatan bank untuk
melakukan kontak langsung.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Promosi
& Promotion-Mix (CHOLIFAH)
Promosi
adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang
atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran
produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Tujuan Promosi :
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
Promotional Mix / Bauran Promosi
Bauran
promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu
produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan
hasil yang maksimal. Sebelum melakukan prmosi sebaiknya dilakukan perencanaan
matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut :
1. Iklan seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dll.
2. Publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar.
3. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal positif.
4. Promosi penjualan dengan ikut pameran, membagikan sampel, dll.
5. Public relation / PR yang mengupayakan produk diterima
masyarakat.
6. Personal selling / penjualan personil yang dilakukan tatap muka
langsung.
Bicara soal
manfaat, kontribusi advertising bagi perusahaan jelas tidak dapat disepelekan.
Bahkan, periklanan memegang kunci penting, terutama dalam hal pelaksanaan
promosi perusahaan. Di dalam aktivitas perusahaan, advertising/periklanan
merupakan bagian dari promotion mix/ bauran promosi.
Bauran
komunikasi pemasaran (marketing communication mix / promotion
mix) merupakan ramuan sekaligus penerapan lima alat promosi utama perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.
Yang termasuk lima alat
promosi itu sendiri adalah :
1. Pemasangan iklan, setiap
bentuk presentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan,
barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Bisa melalui iklan media massa yang
ada , atau iklan luar ruangan seperti pesamangan billboard, spanduk dan poster.
2. Penjualan personal, presentasi
personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan
transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Mencakup
presentasi penjualan, pameran dagang dan promosi insentif.
3. Promosi penjualan,
insenstif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
sebuah produk/jasa. Meliputi pajangan-pajangan di sejumlah titik/lokasi penting
pemasaran, bingkisan, discount, kupon belanja, pemasangan iklan khusus.
4. Hubungan masyarakat,
membangun hubungan baik dengan public internal / eksternal)
untuk membangun atau bahkan meningkatkan image baik perusahaan. Ikut serta atau
mengadakan acara-acara tertentu yang sifatnya tidak murni profit orientes dengan
instansi lain. Misalkan dengan menggelar acara malam bhskti sosial atau
penggalangan dana.
5. Pemasaran langsung, hubungan langsung
dengan pelanggan yang ditargetkan secara tepat dengan tujuan mendapatkan
tanggapan sesegera mungkin untuk menciptakan hubungan baik dengan pelanggan
yang langgeng. Meliputi telemarketing, catalog, pasang poster di kios-kios,
iklan via internet dll.
Dibawah
ini adalah penjelasan promotion mix menurut beberapa para ahli: (MUDAHRI)
Kotler (2005:
264-312), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas
lima perangkat utama, yaitu :
1) Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2) Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citera perusahaan atau produk individualnya.
4) Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
5) Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
1) Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2) Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citera perusahaan atau produk individualnya.
4) Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
5) Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Pengertian promotional mix menurut Swastha yang dikutip dari
karanganAngipora (2002 : 338) yaitu : ”Promosi adalah kombinasi strategi
yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat
promosi lainnya yang kesemuanya mencapai program penjualan”.
Sedangakan pengertian menurut Kotler promotional mix terdiri dari
empat alat utama yaitu :
1. Advertising :
kegiatan pemasaran yang biasanya dilakukan oleh bank
2. Sales
promotion : kegiatan promosi penjualan yang dilakukan bank
3. Publicity :
kegiatan dalam memperkenallkan produk
4. Personal
selling : kegiatan bank untuk melakukan kontak langsung
Dari pendapat di
atas, dapat diartikan bahwa iklan merupakan setiap bentuk penyajian
non-personal dan promosi ide-ide, barang dan jasa dengan pembayaran oleh suatu
sponsor tertentu.
Promosi penjualan
adalah rangsangan jangka pendek, untuk merangsang pembeli atau penjual suatu
produk atau jasa. Publisitas adalah suatu stimulasi non personal terhadap
permintaan produk, jasa menyebarluaskan berita-berita komersil yang penting
mengenai kebutuhan akan produk tertentu disuatu media yang disebarkan di radio,
televisi atau panggung yang dengan tidak dibayar oleh pihak sponsor.
B. Promotion-Mix dalam ilmu manajemen pemasaran. (ARIVAL)
Pengertian promosi mix dalam ilmu manajemen pemasaran adalah:
Integrated Marketing Communication to make relationship – Money atau dalam pengertian bahasa indonesia yang lebih simple ialah : “bauran
atau paduan strategi pemasaran / promosi untuk membangun relasi yang bertujuan
untuk menghasilkan keuntungan atau mendapatkan uang dari produk yang kita
tawarkan.”
Sedangkan
Pengertian Promosi itu sendiri di artikan sebagai : sistem
komunikasi yang di terapkan untuk membujuk
(persuade), mengingatkan (reminder)
bertujuan agar bisa mendapatkan pembeli yang berpotensial sehingga dengan
begitu kita akan mendapatkan tanggapan dari target pasar berupa : membeli,
menyiarkan kembali, atau menjadi customer kita.
Setelah
kita melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan promosi maka kita
akan mendapatkan respon atau tanggapan
dari konsumen yang telah kita target melalui promosi, ada beberapa
tanggapan yang bisa kita dapatkan dari konsumen diantaranya :
1.
Awareness : mereka
menyadari adanya produk atau jasa yang sebelumnya mereka tidak memperhatikan
sama sekali.
2.
Knowladge :
konsumen jadi bertambah wawasannya atau paham akan produk atau jasa yang kita
punya.
3.
Liking :
konsumen bisa jadi menyukai produk kita setelah melihat iklan atau promosi yang
kita lakukan.
4.
Preferen :
Konsumen akan menjadikan promosi kita sebagai bahan referensi atau pilihan
untuk membelinya.
5.
Conviction :
konsumen akan mendapatkan keyakinan terhadap produk kita dari berbagai aspek
manfaat dan kebutuhan mereka akan produk tersebut.
6.
Purchasing : konsumen
akan melakukan pembelian atau berusaha untuk memiliki dan lain sebagainya
setelah melihat tayangan promosi yang kita lakukan.
Dalam
promotional Mix ada 5 hal yang bisa kita tempuh untuk melakukan strategi
promosi produk :
1.
Advertising :
beriklan di layanan jasa iklan seperti televisi, radio,
dan lainnya.
2.
Public Relation : sistem
promosi yang di lakukan untuk membangun komunikasi yang baik antara sebuah
perusahaan dengan pelanggan atau public.
3.
Sales Promotion : strategi
penjualan yang bersifat memikat pelanggan dengan menghadirkan berbagai
penawaran menarik misalnya : memberikan diskon, kupon, sample produk gratis
dll.
4.
Personal Selling : penjualan yang biasanya di lakukan oleh perorangan, contohnya
yang di lakukan oleh para SPG, atau marketing lain yang biasanya menjual atau
menawarkan produknya bersifat personal atau perorangan.
5.
Direct Marketing : strategy promosi secara langsung tanpa embel – embel
pengantar dan lain sebagainya, dalam hal ini orang jerman menjadikan sistem
direct marketing sebagai andalan mereka tanpa bertele – tele.
Dalam
strategi promosi mix juga ada istilah yang di namakan dengan Competitive Advantage yang berfungsi
untuk memenangkan persaingan dalam dunia promosi, karena begitu banyak berbagai
perusahaan yang juga melakukan strategi promosi dengan kelebihannya masing –
masing maka di perlukanlah kita mengetahui Competitive Adventage untuk
mengambil celah agar bisa mendapatkan pelanggan lebih banyak.
C. Penerapan Customer Relationship
Marketing (CRM) sebagai Strategi Bersaing (SUHENDRA)
Pengertian Customer Relationship Marketing
Winer (2001, p. 12) mendefinisikan customer relationship marketing sebagaistrategi untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dalam jangka panjang dengan mengkombinasikan kemampuan untuk merespon secara langsung dan untuk melayani pelanggan dengan interaksi yang tinggi. Untuk mendukung penerapan strategi customer relationship marketing, diperlukan suatu perangkat berupa pendekatan manajemen, yaitu customer relationship management (CRM).
Winer (2001, p. 12) mendefinisikan customer relationship marketing sebagaistrategi untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dalam jangka panjang dengan mengkombinasikan kemampuan untuk merespon secara langsung dan untuk melayani pelanggan dengan interaksi yang tinggi. Untuk mendukung penerapan strategi customer relationship marketing, diperlukan suatu perangkat berupa pendekatan manajemen, yaitu customer relationship management (CRM).
Septiadi (2001, p. 225) menyatakan: “Sesuatu
yang dapat dijadikan patokan bagi perusahaan untuk tetap menjaga hubungan
antara konsumen dan perusahaan adalah “kesesuaian”, yaitu kesesuaian antara
harapan konsumen dan realitas yang dirasakan.” Berdasarkan kajian tersebut,
dapat dimengerti bahwa konsumen akan tetap menjaga hubungan dengan perusahaan
karena konsumen sendiri merasakan suatu kepuasan karena harapan yang diinginkan
mampu dipenuhi oleh perusahaan melalui produk dan layanan yang diberikan. Kesesuaian antara
harapan dan realitas yang diterima dapat digunakan batu pijakan bagi perusahaan
untuk terus mengembangkan produk dan layanan yang diberikan
sehingga makin sesuai atau melebihi harapan konsumen. Jika hal tersebut mampu
dipenuhi oleh perusahaan, dengan sendirinya berarti perusahaan telah menjaga hubungan dengan konsumen.
Kajian mengenai customer relationship marketing berarti kajian mengenai sisi interaksi yang terjadi antara konsumen dan perusahaan melalui komunikasi yang diperankan oleh pihak perusahaan kepada pelanggan. Untuk itu inti dari customer relationship marketing adalah komunikasi yang intensif antara perusahaan dan konsumen.
Pendorong penerapan konsep customer relationship marketing
sehingga makin sesuai atau melebihi harapan konsumen. Jika hal tersebut mampu
dipenuhi oleh perusahaan, dengan sendirinya berarti perusahaan telah menjaga hubungan dengan konsumen.
Kajian mengenai customer relationship marketing berarti kajian mengenai sisi interaksi yang terjadi antara konsumen dan perusahaan melalui komunikasi yang diperankan oleh pihak perusahaan kepada pelanggan. Untuk itu inti dari customer relationship marketing adalah komunikasi yang intensif antara perusahaan dan konsumen.
Pendorong penerapan konsep customer relationship marketing
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan
atau kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi
perusahaan untuk berprestasi seperti inovasi, budaya yang kohesif atau
implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang
menguntungkan dalam suatu industri, arena fundamental dimana persaingan
berlangsung.
Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri. Lingkungan yang mengharuskan penerapan customer relationship marketing adalah lingkungan yang menghadapi berbagai bentuk persaingan. Persaingan yang terjadi tersebut menyebabkan tiap perusahaan untuk mampu mempertahankan pelanggan, dan hal tersebut dapat menjadi kenyataan jika diantara pelanggan dan perusahaan terjalin customer relationship marketing. Daya tarik industri maupun posisi bersaing dapat dipengaruhi suatu perusahaan, dan inilah yang membuat pemilihan strategi bersaing menantang dan menarik Haryanto (1999, p. 221) menyatakan: "Terdapat lima faktor yang mempengaruhi persaingan, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan tingkat persaingan diantara perusahaan sejenis." Pendapat tersebut menunjukkan bahwa persaingan yang terjadi di pasar terpengaruh oleh pendatang baru, keberadaan produk subtitusi, kekuatan penawaran pembeli, kekuatan penawaran pemasok dan persaingan yang terjadi diantara perusahaan sejenis.
Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri. Lingkungan yang mengharuskan penerapan customer relationship marketing adalah lingkungan yang menghadapi berbagai bentuk persaingan. Persaingan yang terjadi tersebut menyebabkan tiap perusahaan untuk mampu mempertahankan pelanggan, dan hal tersebut dapat menjadi kenyataan jika diantara pelanggan dan perusahaan terjalin customer relationship marketing. Daya tarik industri maupun posisi bersaing dapat dipengaruhi suatu perusahaan, dan inilah yang membuat pemilihan strategi bersaing menantang dan menarik Haryanto (1999, p. 221) menyatakan: "Terdapat lima faktor yang mempengaruhi persaingan, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan tingkat persaingan diantara perusahaan sejenis." Pendapat tersebut menunjukkan bahwa persaingan yang terjadi di pasar terpengaruh oleh pendatang baru, keberadaan produk subtitusi, kekuatan penawaran pembeli, kekuatan penawaran pemasok dan persaingan yang terjadi diantara perusahaan sejenis.
(UDIN) Haryanto (1999, p.
226) menyatakan bahwa terdapat tiga strategi generik untuk mencapai keunggulan
bersaing, yaitu:
(a) Operational excellent yaitu perusahaan harus mampu dan unggul dalam membuat barang
(b) Customer intimacy yaitu perusahaan harus mampu membina hubungan yang intim dengan pelanggan
(c) Product leadership, yaitu menjadi pemimpin produk di antara produk lain.
Kajian itu juga menjelaskan cara menganalisis pesaing dan meramalkan serta mempengaruhi perilaku konsumen, cara memetakan para peserta persaingan ke dalam beberapa kelompok strategik dan memperkirakan posisi yang paling menarik dalam industri. Selanjutnya kajian itu berusaha menerapkan kerangka tersebut di berbagai ragam lingkungan industri yang penting yaitu disebut perangkat struktural, meliputi industri yang terfragmentasi, industri yang sedang berkembang, industri yang sedang mengalami peralihan ke kedewasaan, industri yang sedang menurun dan industri global. Akhirnya kajian itu membahas berbagai keputusan strategik penting yang terjadi dalam suatu industri termasuk integrasi vertikal, perluasan kapasitas dan memasuki suatu industri.
(a) Operational excellent yaitu perusahaan harus mampu dan unggul dalam membuat barang
(b) Customer intimacy yaitu perusahaan harus mampu membina hubungan yang intim dengan pelanggan
(c) Product leadership, yaitu menjadi pemimpin produk di antara produk lain.
Kajian itu juga menjelaskan cara menganalisis pesaing dan meramalkan serta mempengaruhi perilaku konsumen, cara memetakan para peserta persaingan ke dalam beberapa kelompok strategik dan memperkirakan posisi yang paling menarik dalam industri. Selanjutnya kajian itu berusaha menerapkan kerangka tersebut di berbagai ragam lingkungan industri yang penting yaitu disebut perangkat struktural, meliputi industri yang terfragmentasi, industri yang sedang berkembang, industri yang sedang mengalami peralihan ke kedewasaan, industri yang sedang menurun dan industri global. Akhirnya kajian itu membahas berbagai keputusan strategik penting yang terjadi dalam suatu industri termasuk integrasi vertikal, perluasan kapasitas dan memasuki suatu industri.
Haryanto (1999, p. 223) menyatakan bahwa kajian ini sendiri menggunakan kerangka dalam competitive strategy (strategi bersaing) sebagai titik awal. Tema sentral kajian ini adalah bagaimana perusahaan dapat secara aktual menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing dalam industrinya – bagaimana perusahaan dapat mengimplementasikan strategi generik. Tujuannya adalah menjembatani strategi dengan implementasinya dan tidak memperlakukan kedua subyek ini secara terpisah.
Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai dan manfaat inilah yang sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang lebih rendah ketimbang harga pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik yang melebihi harga yang ditawarkan. Jadi ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu keunggulan biaya dan diferensiasi. Kajian ini menguraikan bagaimana suatu perusahaan dapat memperoleh keunggulan biaya atau bagaimana perusahaan dapat mendeferensiasikan dirinya. Kajian ini
menjelaskan bagaimana pilihan cakupan bersaing atau ragam kegiatan perusahaan, dapat memainkan peran penting dalam menentukan keunggulan bersaing. Akhirnya kajian ini menterjemahkan konsep-konsep tersebut, digabungkan dengan konsep-konsep dalam kajian sebelumnya, kedalam implikasi menyeluruh untuk strategi bersaing, ofensif dan defensif, termasuk peran ketidakpastian dalam mempengaruhi pilihan strategik. Kajian ini tidak hanya membahas strategi bersaing dalam industri tertentu melainkan juga strategi korporasi untuk perusahaan yang terdiversifikasi. Keunggulan bersaing dalam satu industri dapat sangat diperkuat oleh antar hubungan dengan unit-unit usaha yang bersaing di sejumlah industri terkait, jika antar hubungan ini dapat benar-benar diwujudkan. Antar hubungan di kalangan unit usaha merupakan sarana utama bagi perusahaan yang terdiversifikasi untuk menciptakan nilai (manfaat) dan dengan demikian menegakkan sokoguru bagi strategi korporasi. Perlu dikaji lebih jauh hubungan diantara unit-unit usaha ini dan menerjemahkannya ke dalam suatu strategi korporasi. Selain itu harus juga dijelaskan cara mewujudkan antar hubungan dalam praktek meskipun banyak hambatan organisasi yang ada di banyak perusahaan yang terdiversifikasi.
Haryanto
(1999, p. 225), penekanan competitive strategy adalah pada analisis struktur
industri dan pesaing di berbagai lingkungan industri, meskipun juga mengandung
banyak implikasi bagi keunggulan bersaing. Kajian ini sendiri mulai dengan
mengasumsikan adanya pemahaman struktur industri dan perilaku pesaing dan
menekankan cara menerjemahkan pemahaman tersebut menjadi keunggulan bersaing.
Tetapi tindakan untuk menciptakan keunggulan bersaing seringkali mempunyai
konsekuensi penting terhadap struktur industri dan reaksi pesaing.
Relationship marketing adalah cara usaha pemasaran pada
pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan
maksimum pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu asset di mana bila
ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan
jangka panjang bagi suatu perusahaan.
Tandjung (2004: 89)
menyatakan bahwa, “Relationship
marketing adalah pertumbuhan,
pengembangan, dan pemeliharaan dalam jangka panjang yang menimbulkan hubungan
biaya efektif dengan pelanggan, pemasok, karyawan, dan partner-partner lain
yang saling menguntungkan”. Relationship
marketing merupakan suatu
praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak
kunci meliputi pelanggan, pemasok, dan penyalur guna mempertahankan preferensi
bisnis dalam jangka panjang.
(ALFIAN) Menurut Chan (2003:
87), “Relationship marketing ditujukan
untuk menciptakan pengenalan bagi setiap pelanggan secara lebih dekat melalui
komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan
antara pelanggan dan perusahaan”.
Relationship
marketing merupakan
upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara lebih dekat, menciptakan
komunikasi dua arah dengan konsumen, dan mengelola hubungan yang saling antara
pelanggan dan konsumen.
Relationship
marketing merupakan
konsep yang dinamis, perilaku pelanggan yang merupakan komponen utama untuk
menentukan arah kebijakan relationship
marketing dari waktu ke waktu
selalu berubah.
Relationship
marketing merupakan
interaksi yang penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Sebagaimana yang
diungkapkan Ford (2003: 38), “Relationship
as the pattern of interactions and the mutual conditioning of behaviors over
time, between company and a customer, a supplier or another organization”. Maksudnya, pola interaksi dan kondisi
yang menguntungkan antara perusahaan dan konsumen, pemasok, atau organisasi
lainnya.
Perusahaan
berusaha melaksanakan strategi di dalam menarik perhatian konsumen, pemasok,
dan memelihara anggota, serta mengelola hubungan dengan konsumen, pemasok, dan
perusahaan lain. Selain itu, konsep ini merupakan upaya membangun hubungan yang
lebih konstruktif dengan anggota terpilih dalam mencapai sukses pemasaran
jangka panjang.
Ada
beberapa konsep inti relationship
marketing, diantaranya menurut Kotler (2003) adalah sebagai
berikut:
1. Horizon
Orientasi Jangka Panjang
Merupakan
ciri utama relationship
marketing. Keberhasilan relationship
marketing diukur dari
seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan. Dengan
demikianrelationship marketing juga
menyangkut nilai estimasi mengenai nilai sepanjang hidup konsumen.
2. Komitmen dan
Pemenuhan Janji
Untuk
dapat menjalin hubungan jangka panjang, relationship
marketing menekankan upaya
pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen, dengan menjaga
integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau timbal balik, empati di
antara kedua belah pihak.
3. Pangsa Konsumen
Bukan Pangsa Pasar
Relationship
marketing tidak
lagi pada konsentrasi pada pencapaian pangsa pasar melainkan pada upaya untuk
mempertahankan pelanggan.
4. Nilai Sepanjang
Hidup Pelanggan
Perusahaan
perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan jangka
panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan (Customer Lifetime
Value – CLV) agar
menguntungkan perusahaan.
5. Dialog Dua Arah
Untuk
mencapai hubungan yang diinginkan, maka diperlukan komunikasi dua arah.
6. Kustomisasi
Relationship
marketing memberikan
pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan konsumen, sehingga
memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Menurut
Ford (2003) Relationship
Marketing bisa
berkembang melalui tiga cara yaitu:
1.
Interaction
customer relationship, dimulai
dari kontak pertama antara sebuah kelompok dengan kelompok lain, di mana
interaksi tersebut merupakan komunikasi dua arah.
2.
Coordinating
activities, interaksi antara dua
perusahaan yang berbeda membutuhkan koordinasi aktivitas yang membantu
terjalinnya hubungan yang alami.
3.
Adaptions, inti utama dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan adalah
menciptakan kepuasan bersama. Tidak ada hubungan yang dilakukan tanpa melalui
adaptasi karena adaptasi dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan.
Demikian makalah ini selesai kami
tulis. kami sangat berharap agar makalah ini bermanfaat baik untuk pembaca
maupun penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan agar menjadi pedoman
dalam penulisan makalah kami yang selanjutnya.
Lihat Makalah terkait:
DAFTAR PUSTAKA
Lihat Makalah terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar