Berikut ini adalah contoh Proposal Penelitian yang saya buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi yang berjudul: "Kualitas obrolan pengguna smartphone saat di warung kopi"
PROPOSAL
METODE PENELITIAN KOMUNIKASI
“KUALITAS
OBROLAN PENGGUNA SMARTPHONE SAAT DI WARUNG KOPI”
DIAJUKAN
OLEH:
UJANG SAIFULLOH
140531100100
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih saya
haturkan kepada kedua orangtua saya yang selalu mendukung setiap langkah saya,
membantu baik dalam materi maupun doa yang tiada terkira banyaknya. Saya
sampaikan terima kasih juga kepada Dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian
Komunikasi yang telah menyampaikan cukup banyak materi pembelajaran didalam
kelas sehingga saya dapat menyusun proposal sejauh ini, dan juga tidak lupa
kepada-teman-teman seperjuangan saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Tanpa mereka semua barangkali proposal ini tidak akan pernah selesai tepat
waktu. Sekali lagi saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Bangkalan, Juli 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut
wikipedia, gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis
spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru.
Contohnya, komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk
gadget, yaitu laptop atau notebook
atau netbook dan telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki
pembaruan berbentuk gadget, yaitu handphone.
Menutut
Wikipedia, sebuah Warung kopi adalah
merujuk kepada sebuah organisasi yang secara esensial menyediakan kopi atau
minuman panas lainnya. dan dari suatu pengamatan budaya, warun kopibanyak
memberikan layanan sebagai pusat-pusat interaksi sosial. warung kopi dilihat
member kesempatan kepada anggota0anggota sosial untuk berkumpul, berbicara,
menulis, membaca, menghibur satu sama lain, atau membuang waktu secara indivisu
atau dalam kelompok kecil.
Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1982) dalam Rusli
Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang
yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antarpribadi. Sama halnya dengan
yang diutarakan oleh Baron dan Byrne (1991) dalam Rusli Ibrahim (2001), bahwa
perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain.
Semua hal
tersebut diatas berkaitan erat dengan manusia sebagai pengguna gadget dan manusia sebagai makhluk sosial
karena disamping manusia merupakan makhluk individu, manusia juga termasuk
makhluk sosial.
Dalam
perkembangannya, gadget yang dahulu cenderung
hanya dapat dimiliki oleh kaum borjuis karena harganya yang relatif mahal saat
itu. Kini mulai dapat dimiliki oleh siapa saja, tak terkecuali kaum proletar,
karena harga gadget yang mulai
beragam.
Menyikapi hal tersebut, penulis akan
fokus untuk membahas pengaruh gadget terhadap
perilaku sosial manusia, khususnya perilaku sosial saat berinteraksi di warung
kopi. harapan kami sebagai penulis dengan kita tahu
mengenai hal-hal tersebut dapat membuat kita meminimalisir pengaruh gadget dalam kehidupan perilaku sosial
kita sebagai manusia
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas,
rumusan masalah yang dapat dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apakah gadget
mempengaruhi kualitas obrolan para penggunanya di warung kopi?
2. Bagaimana gadget
dapat mempengaruhi kualitas obrolan penggunanya di warung kopi?
3. Mengapa gadget
dapat mempengaruhi kualitas obrolan penggunanya di warung kopi?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui pengaruh gadget terhadap kualitas obrolan penggunanya di warung
kopi
2. untuk mengetahui cara gadget dalam pengaruhnya terhadap kualitas obrolan
penggunanya di warung kopi
3. untuk mengetahui penyebab gadget dalam pengaruhnya terhadap kualitas obrolan
penggunanya di warung kopi
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak
gadget smartphone terhadap kualitas obrolan di warung kopi.
Adapun manfaat dari penelitian ini
secara umum adalah, menggambarkan dampak, penyebab, serta pengaruhnya terhadap
kualitas obrolan setiap individu yang kami teliti di warung kopi. dan menambah
wawasan serta memperkaya khazanah intelektual. khususnya bagi peneliti dan
pembaca pada umumnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah
warung kopi berfasilitas free wifi yang terletak di Lamongan selatan, tepatnya
di Dusun Kambangan, Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
target penelitian adalah Remaja dewasa berusia antara 20-30 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritik
Dalam teori kehadiran sosial (Social
presence Thory) yang dikembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Williams, Bruch
Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial, kemonikasi akan efektif bila
memiliki media komunikais yang sesuai dengan kehadiran sosial yanag dibutuhkan
untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. media tatap muka dianggap memiliki kehadiran
sosial yang snagat berarti sedangkan ditulis (teks) adalah yang paling rendah.
fenomena komunikasi melalui gadget
sekarang ini bagi sebagaian orang tampaknya lebih menarik daripada
berkomunikasi secara langsung (tatap muka). gejala ini yang oleh Walher disebut
komunikasi hyperpersonal yakni
komunikasi dengan perantarajaringan internet yang secara sosial lebih menarik
pada komunikasi langsung.
2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian penulis
menemukan beberapa penelitian yang lain yang berkaitan dengan pengaruh pengguna
gadget terhadap kualitas obrolan atau interaksi sosial. diantaranya:
1.
Skripsi,
Ina Astari Utaminingsih (A 14202036) “Pengaruh Pengguna Ponsel Pada Remaja
Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program studi komunikasi dan pengembangan
masyarakat. Fakultas Pertanian Institut Teknologi Bogor (IPB).
2.
Skripsi,
Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta “Hubungan antara kecanduan Gadget (Mobile phone) dengan empati pada
mahasiswa”
2.3 Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. karena kerangka
berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable
yang akan diteliti”.
penelitian ini menggunakan teori
kehadiran sosial (Social presence Thory) yang dikembangkan oleh Jhon Short,
Ederyn Williams, Bruch Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial,
kemonikasi akan efektif bila memiliki media komunikais yang sesuai dengan
kehadiran sosial yanag dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang
diperlukan. media tatap muka dianggap
memiliki kehadiran sosial yang snagat berarti sedangkan ditulis (teks) adalah
yang paling rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan
metode observasi. yakni tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi.
3.2 Jenis
Penelitian
Model
metode penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode observasi. yakni tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi.
3.3 Jenis
Data Dan Sumber
Data dari penelitian ini diambil
dari buku dan internet. adapun untuk memperkuat peelitian dilakukan observasi
secara langsung di lapangan.
3.4 Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan
beberapa sumber data dari buku dan internet dan diperkuat dengan observasi
secara langsung di lapangan.
3.5 Teknik
Analisis Data
Teknik Analisis Data selama
dilapangan menurut Miles dan Huberman (1984, dalam Moleong, 2005) ada 3 metode:
3.5.1 Reduksi Data
Reduksi
data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan
pentranformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang
tertulis. Sebagaimana kita ketahui reduksi data terjadi secara kontinu melalui
kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.
3.5.2 Penyajian Data
Penyajian
data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang
disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang
terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan
pada pemahaman tersebut.
3.5.3 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah
ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari
permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna
sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin,
alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani
kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas.
3.6 Uji
Keabsahan Data
Uji Keabsahan
Data Moleong (2005) Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui
dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi
positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan. Ada beberapa metode
untuk menguji keabsahan data yaitu:
3.6.1 Reliabilitas
Menunjuk
pada ketaatasasan pengukuran dan ukuran yang digunakan. Pengetesan reliabilitas
biasanya dilakukan melalui replikasi sebagaimana yang dilakukan terhadap
pengukuran butir-butir ganjil genap, dengan tes-retes, atau dalam bentuk
pararel. Teknik ini harus betul-betuk dilakukan jika menginginkan alat
pengukuran yang benar-benar reliabel. Persoalan yang dihadapi biasanya tidak
mudah karena ancaman-ancaman seperti tindakan peneliti yang kurang hati-hati
dalam proses pengukuran, instrumen yang tidak sempurna, pengukuran yang
berlangsung tidak terlalu lama, berbagi macam kebingungan, dan faktor-faktor
lainnya (Moleong, 2005). Teknik untuk menguji keabsahan data yang dipilih peneliti
adalah triangulasi. Menurut Denzin (1978, dalam Moleong, 2005) triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada
empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyelidik, dan teori. Triangulasi yang peneliti pilih adalah
triangulasi dengan sumber. Patton (1987, dalam Moleong, 2005) yaitu
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
3.6.2 Confirmability
Kriteria
kepastian berasal dari konsep objektifitas menurut non-kualitatif.
Non-kualitatif menetapkan objektifitas dari segi kesepakatan antar subjek.
Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada
persetujuan dari beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan
seseorang. Dapatlah dikatakan pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika
disepakati beberapa atau banyak oran, barulah dapat dikatakan objektif. Jadi,
objektifitas-subjektifitasnya suatu hak bergantung pada orang seseorang
(Moleong, 2005).
Moleong, 2005.
Rusli Ibrahim (2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar