Selasa, 25 Juli 2017

MELENCENGNYA TEORI KOMUNIKASI USE AND GRATIFICATION DALAM PERTELEVISI INDONESIA

sumber: zamrikpi.com
Teori use and gratifications sering kali disebut dengan teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan kepuasan. Dimana teori komunikasi ini mengemukakan bahwa pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan media atau saluran. Sedangkan teori use and gratifications menurut blumer dan Elihu Katz dan Michael Gurevitch (Griffin, 2003) mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang ddigunakannya.
Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media lah yang menentukan apa yang di tonton oleh pemirsa atau khalayak. Seperti contoh, ketika muncul kasus Ahok mengenai penistaan agama pada waktu lalu. Secara serempak semua salutan televisi akan menayangkan kasus Ahok tersebut. Dan mau tidak mau pemirsa atau khalayak akan menonton dan menikmati kasus tersebut, dan pemirsayang akan menilai. Padahal menurut teori Use and Gratification pemirsa atau khalayak lah yang memilih saliran atau media bukan media yang menentukan apa yang ditonton pemirsa. 

Seperti contoh lagi, banyak tayangan music di saluran televisi Indonesia yang menggunakan host’nya artis terkenal dengan guyonan yang terkadang sampai berlebihan. Beberapa acara music tersebut contohnya acara Dahsyat di RCTI, INBOX di SCTV dan Pesbukers di ANTV. Secara tidak langsung pemirsa mau tidak mau ketika membutuhkan acara music ya pilihannya harus menonton acara acara tersebut tanpa pilihan lain.

Selain acara musik yang begitu begitu saja, acara televisi Indonesia juga banyak sekali yang tayangannya tidak berbobot sama sekali. Seperti sinetron yang mengajari hal-hal yang tidak baik untuk anak. Acara di televise Indonesia hanyaitu itu saja. Jarang sekali ada tayangan yang berbobot yang berudukasi yang bermanfaat. Acara televise Indonesia hanya di isi dengan acara yang hiburan yang tidak berbobot. Dan setiap harinya khlayak diterpa dengan tayangan itu itu saja. Hal tersebut sangat melenceng sekali terhadap teori Use And Gratification. Media Indonesia hanya mengejar profit semata tanpa memperhatikan kebutuhan khalayak.

Ditulis oleh: Dian Indah Cahyani, Ilmu Komunikasi UTM

Baca juga artikel: Mengenal Hoax

Tidak ada komentar:

Posting Komentar