Rabu, 26 Juli 2017

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITAS OBROLAN PENGGUNA SMARTPHONE SAAT DI WARUNG KOPI

Berikut ini adalah contoh Proposal Penelitian yang saya buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi yang berjudul: "Kualitas obrolan pengguna smartphone saat di warung kopi"


PROPOSAL
METODE PENELITIAN KOMUNIKASI
KUALITAS OBROLAN PENGGUNA SMARTPHONE SAAT DI WARUNG KOPI






DIAJUKAN OLEH:
UJANG SAIFULLOH
140531100100

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih saya haturkan kepada kedua orangtua saya yang selalu mendukung setiap langkah saya, membantu baik dalam materi maupun doa yang tiada terkira banyaknya. Saya sampaikan terima kasih juga kepada Dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi yang telah menyampaikan cukup banyak materi pembelajaran didalam kelas sehingga saya dapat menyusun proposal sejauh ini, dan juga tidak lupa kepada-teman-teman seperjuangan saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Tanpa mereka semua barangkali proposal ini tidak akan pernah selesai tepat waktu. Sekali lagi saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.




Bangkalan, Juli 2017






BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Menurut wikipedia, gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Contohnya, komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gadget, yaitu laptop atau notebook atau netbook dan telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gadget, yaitu handphone.
Menutut Wikipedia, sebuah Warung kopi  adalah merujuk kepada sebuah organisasi yang secara esensial menyediakan kopi atau minuman panas lainnya. dan dari suatu pengamatan budaya, warun kopibanyak memberikan layanan sebagai pusat-pusat interaksi sosial. warung kopi dilihat member kesempatan kepada anggota0anggota sosial untuk berkumpul, berbicara, menulis, membaca, menghibur satu sama lain, atau membuang waktu secara indivisu atau dalam kelompok kecil.
Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antarpribadi. Sama halnya dengan yang diutarakan oleh Baron dan Byrne (1991) dalam Rusli Ibrahim (2001), bahwa perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain.
Semua hal tersebut diatas berkaitan erat dengan manusia sebagai pengguna gadget dan manusia sebagai makhluk sosial karena disamping manusia merupakan makhluk individu, manusia juga termasuk makhluk sosial.
Dalam perkembangannya, gadget yang dahulu cenderung hanya dapat dimiliki oleh kaum borjuis karena harganya yang relatif mahal saat itu. Kini mulai dapat dimiliki oleh siapa saja, tak terkecuali kaum proletar, karena harga gadget yang mulai beragam.
Menyikapi hal tersebut, penulis akan fokus untuk membahas pengaruh gadget terhadap perilaku sosial manusia, khususnya perilaku sosial saat berinteraksi di warung kopi. harapan kami sebagai penulis dengan kita tahu mengenai hal-hal tersebut dapat membuat kita meminimalisir pengaruh gadget dalam kehidupan perilaku sosial kita sebagai manusia
1.2             Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, rumusan masalah yang dapat dibahas adalah sebagai berikut :
1.        Apakah gadget mempengaruhi kualitas obrolan para penggunanya di warung kopi?
2.        Bagaimana gadget dapat mempengaruhi kualitas obrolan penggunanya di warung kopi?
3.        Mengapa gadget dapat mempengaruhi kualitas obrolan penggunanya di warung kopi?

1.3            Tujuan  Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         untuk mengetahui pengaruh gadget terhadap kualitas obrolan penggunanya di warung kopi
2.         untuk mengetahui cara gadget dalam pengaruhnya terhadap kualitas obrolan penggunanya di   warung kopi
3.         untuk mengetahui penyebab gadget dalam pengaruhnya terhadap kualitas obrolan penggunanya di warung kopi

1.4      Manfaat Penelitian
            Berdasarkan  rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak gadget smartphone terhadap kualitas obrolan di warung kopi.
            Adapun manfaat dari penelitian ini secara umum adalah, menggambarkan dampak, penyebab, serta pengaruhnya terhadap kualitas obrolan setiap individu yang kami teliti di warung kopi. dan menambah wawasan serta memperkaya khazanah intelektual. khususnya bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

1.5      Ruang Lingkup Penelitian
            Penelitian ini dilakukan di sebuah warung kopi berfasilitas free wifi yang terletak di Lamongan selatan, tepatnya di Dusun Kambangan, Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. target penelitian adalah Remaja dewasa berusia antara 20-30 tahun.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1           Landasan Teoritik
            Dalam teori kehadiran sosial (Social presence Thory) yang dikembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Williams, Bruch Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial, kemonikasi akan efektif bila memiliki media komunikais yang sesuai dengan kehadiran sosial yanag dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan.  media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang snagat berarti sedangkan ditulis (teks) adalah yang paling rendah. fenomena komunikasi melalui gadget sekarang ini bagi sebagaian orang tampaknya lebih menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). gejala ini yang oleh Walher disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi dengan perantarajaringan internet yang secara sosial lebih menarik pada komunikasi langsung.

2.2      Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
            Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa penelitian yang lain yang berkaitan dengan pengaruh pengguna gadget terhadap kualitas obrolan atau interaksi sosial. diantaranya:
1.      Skripsi, Ina Astari Utaminingsih (A 14202036) “Pengaruh Pengguna Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas Pertanian Institut Teknologi Bogor (IPB).
2.      Skripsi, Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Hubungan antara kecanduan Gadget (Mobile phone) dengan empati pada mahasiswa”

2.3      Kerangka Berfikir
            Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. karena kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang akan diteliti”.
            penelitian ini menggunakan teori kehadiran sosial (Social presence Thory) yang dikembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Williams, Bruch Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial, kemonikasi akan efektif bila memiliki media komunikais yang sesuai dengan kehadiran sosial yanag dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan.  media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang snagat berarti sedangkan ditulis (teks) adalah yang paling rendah.





BAB III
METODE PENELITIAN

3.1      Metode Penelitian
            Metode penelitian ini menggunakan metode observasi. yakni tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi.

3.2       Jenis Penelitian
            Model metode penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi. yakni tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi.

3.3       Jenis Data Dan Sumber
            Data dari penelitian ini diambil dari buku dan internet. adapun untuk memperkuat peelitian dilakukan observasi secara langsung di lapangan.

3.4       Metode Pengumpulan Data
            Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan beberapa sumber data dari buku dan internet dan diperkuat dengan observasi secara langsung di lapangan.

3.5       Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data selama dilapangan menurut Miles dan Huberman (1984, dalam Moleong, 2005) ada 3 metode:
            3.5.1    Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentranformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.

            3.5.2    Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman tersebut.
            3.5.3    Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas.

3.6       Uji Keabsahan Data
Uji Keabsahan Data Moleong (2005) Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan. Ada beberapa metode untuk menguji keabsahan data yaitu:

            3.6.1    Reliabilitas
Menunjuk pada ketaatasasan pengukuran dan ukuran yang digunakan. Pengetesan reliabilitas biasanya dilakukan melalui replikasi sebagaimana yang dilakukan terhadap pengukuran butir-butir ganjil genap, dengan tes-retes, atau dalam bentuk pararel. Teknik ini harus betul-betuk dilakukan jika menginginkan alat pengukuran yang benar-benar reliabel. Persoalan yang dihadapi biasanya tidak mudah karena ancaman-ancaman seperti tindakan peneliti yang kurang hati-hati dalam proses pengukuran, instrumen yang tidak sempurna, pengukuran yang berlangsung tidak terlalu lama, berbagi macam kebingungan, dan faktor-faktor lainnya (Moleong, 2005). Teknik untuk menguji keabsahan data yang dipilih peneliti adalah triangulasi. Menurut Denzin (1978, dalam Moleong, 2005) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik, dan teori. Triangulasi yang peneliti pilih adalah triangulasi dengan sumber. Patton (1987, dalam Moleong, 2005) yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

            3.6.2    Confirmability
Kriteria kepastian berasal dari konsep objektifitas menurut non-kualitatif. Non-kualitatif menetapkan objektifitas dari segi kesepakatan antar subjek. Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan dari beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati beberapa atau banyak oran, barulah dapat dikatakan objektif. Jadi, objektifitas-subjektifitasnya suatu hak bergantung pada orang seseorang (Moleong, 2005).


Daftar Pustaka

Moleong, 2005.
Rusli Ibrahim (2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar